Ah aku tidak pandai merangkai kata
Sebenarnya...
Aku hanya berbisik dalam jiwa
Saat kusandarkan kepala
Dan gadget yang ku genggam di depan mata
Bahkan untuk bersuara keras dan jelas
Aku harus merobohkan mental serba pemalas
Ya, alter ego yang kadang tidak waras
Kini aku manfaatkan untuk menjalin sosial dengan seribu paras
Angin yang berderu
Entah kemana langkah ku berlabuh
Udara semakin kencang layak puncak merbabu
Rusakan hati yang kian lama semakin merapuh
Seperti akan ku tuliskan
Aku tak kan hilang bak tawanan sekumpulan Nazi
Seperti Tan Malaka sampaikan
"Dari dalam kubur, suaraku akan jauh lebih keras dari pada di atas bumi"
Wah
Sudah macam betul kali tulisan ku siang ini
Tapi...
Banyak cara kan untuk kumpulan penikmat lagu "Orkes Patah Hati"?
Ya minimal sambil ngopi, sosialisasi juga lihat-lihat headline Si Politisi & Selebriti
Kamis, 22 November 2018
Rabu, 14 November 2018
Detak
Ku warnai lagi hari menuju nirwana
Tak pernah henti kaki berjalan tapi sedikit berlari
Aku memang bukan orang yang cepat
Tidak cepat melangkah
Tidak cepat patah
Juga tidak cepat hilang arah
Selalu saja, ada waktu yang berdetak
Seiring lantunan jantung yang masih porak poranda
Pilihanku tak selalu benar
Dan tidak pula salah besar
Mengiringi angin yang juga nama ku
Aku melawan mu
Cahaya merah di udara
Guncangan dibatas ribuan kaki makin terasa
Dan firasat yang berteriak
Jaga hamba
Jaga orang yang ku cinta
Satukan kami dalam surga
Walau henti nya detak ini dalam waktu yang berbeda
Tak pernah henti kaki berjalan tapi sedikit berlari
Aku memang bukan orang yang cepat
Tidak cepat melangkah
Tidak cepat patah
Juga tidak cepat hilang arah
Selalu saja, ada waktu yang berdetak
Seiring lantunan jantung yang masih porak poranda
Pilihanku tak selalu benar
Dan tidak pula salah besar
Mengiringi angin yang juga nama ku
Aku melawan mu
Cahaya merah di udara
Guncangan dibatas ribuan kaki makin terasa
Dan firasat yang berteriak
Jaga hamba
Jaga orang yang ku cinta
Satukan kami dalam surga
Walau henti nya detak ini dalam waktu yang berbeda
Sabtu, 10 November 2018
Hai...
Beberapa malam terakhir
Air dari langit terus berjatuhan
Seakan selalu ingin menyapa
Padahal, sebagian insan kesal dengan kehadiran nya
Bagaimana tidak,
Jam yang seharus nya raga mulai mengeluh ingin di istirahatkan
Hujan lagi-lagi menghambat
Yang tadi nya ingin cepat, malah serba terlambat
Kali ini aku tidak sependapat
Karena teh tarik ku masih hangat
Masih lama aku bisa duduk di balkon kedai
Sembari menunggu rekan sejawat
Jari ini mencoba untuk membuka berbagai laman
Dengan ditemani beberapa laras dari westlife yang di putarkan
Aku bersenandung dalam diam
Kenapa hujan begitu ramah sore ini
Membuat berfikir
Sebenar nya aku bisa kembali
Hanya butuh terbiasa
Senantiasa
Memberikan bahagia
Membagikan luka
Izinkan untuk kembali ke sebuah lentera
Dimana bisa menulis kata-kata dengan ria dan duka
Mohon doa
Masih lama aku bisa duduk di balkon kedai
Sembari menunggu rekan sejawat
Jari ini mencoba untuk membuka berbagai laman
Dengan ditemani beberapa laras dari westlife yang di putarkan
Aku bersenandung dalam diam
Kenapa hujan begitu ramah sore ini
Membuat berfikir
Sebenar nya aku bisa kembali
Hanya butuh terbiasa
Senantiasa
Memberikan bahagia
Membagikan luka
Izinkan untuk kembali ke sebuah lentera
Dimana bisa menulis kata-kata dengan ria dan duka
Mohon doa
Langganan:
Postingan (Atom)